Menurut Brady ( 1994 : 3 ), ilmu kimia merupakan ilmu mengenal bahan
kimia. Bahan kimia bukanlah zat abstrak yang perlu ditakuti oleh manusia biasa.
Bahan
ini mencakup benda yang ada di sekitar kita. Selanjutnya ilmu kimia
dapat didefinisikan sebagai ilmu murni yang mempelajari bahan-bahan yang
ada di alam
semesta, interaksi diantaranya dan perubahan energy yang berhubungan atau
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan alam. Sedangkan menurut Irfan
Anshory (2000: 3) ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari struktur materi, sifat-sifat materi, perubahan suatu materi menjadi
materi lain, serta energy yang menyertai perubahan materi.
Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia
yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi
ilmu kimia dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai
peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakekat
materi serta perubahannya , menanamkan metode ilmiyah, mengembangkan
kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta
ketelitian bekerja.
Ilmu kimia lahir dari keinginan para ahli kimia untuk memperoleh
jawaban atas pertanyaan apa dan mengapa tentang sifat materi yang ada di alam,
yang masing-masing akan menghasilkan fakta dan pengetahuan teoritis tentang
materi yang kebenarannya dapat dijelaskan dengan logika matematika. Sebagian
aspek kimia bersifat kasat mata (visible), artinya dapat dibuat fakta kongkritnya
dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak atau tidak kasat mata (invisible),
artinya tidak dapat dibuat fakta kongkritnya. Namun demikian, aspek kimia yang
tidak dapat dibuat fakta kongkritnya harus bersifat kasat logika, artinya
kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika matematika sehingga
rasionalitasnya dapat dirumuskan /diformulasikan. Dengan demikian ilmu kimia
dalam
hal-hal tertentu yang bersifat teoritis menggunakan teori kebenaran
koherensi, dan dalam hal-hal yang berhubungan dengan fakta kongkrit
(data
empiris) menggunakan teori kebenaran korespondensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar